Selasa, 08 Januari 2019

PENGAWETAN



1.      Judul : Dasar Pengawetan
2.      Pengarang : Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno
3.      Penerbit: UB PRESS
4.      Tahun terbit: 2017
5.      Cetakan: Pertama
6.      Harga Buku: 131.000
7.      Jumlah Halaman: 346
Buku Dasar Pengawetan ini ditulis oleh Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno MS, lahir di Mojokerto 5 Oktober 1959, tercatat sebagai dosen Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya (UB) Malang. Dikenal memiliki ‘segudang’ pengalaman di bidang penelitian, menguji S2 dan S3 baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dan organisasi HKTI. Menurut rektor, Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno MS sesuai dengan  surat keputusan yang telah dikeluarkan rektorat UBB,  mengemban jabatan  Warek 2 selama dua tahun.  Tercatat sejak 1 Juni 2018 hingga 31 Mei 2020.
Buku tersebut merupakan buku yang diciptakan beliau yang ke 21 dengan judul “Dasar Pengawetan”, buku ini sangat bermanfaat bagi pemula yang ingin lebih mengerti tentang pengawetan yang baik. Dalam buku ini lumayan membosankan yang hanya berisikan tulisan tanpa gambaran dan sangat tebal itu membuat pengguna khususnya mahasisswa baru yang ingin mengenal tentang pengaweta. Maka dari itu disini saya ingin meresensi buku tersebut dengan lebih singkat agar pembaca lebih menikmati buku tersebut tanpa bosan. Saya cukup mengagumi buku tersebut karena sangat membantu bagi mahasiswa yang membaca atau untuk orang lain yang ingin mengetahui cara dasar-dasar pengawetan, hal terebut juga sangat membantu.
Hal yang dapat membedakan antara resensi dan bukunya adalah bahasa dan tata cara penulisan yang digunakan. Dalam buku digunakan tata cara keilmuan tertentu, menggunakan rujukan atau acuan, dan bahasa resmi dan baku serta yang dipaparkan selengkap-lengkapnya  tanpa penggunaaan gambaran. Sedangkan resensi tidak mengguakan rujukan atau acuan tertentu, melainkan hanya memaparkan bagian-bagian yang menarik saja. Penyajiannya pun tidak terlalu tunduk pada bahasa resmi atau baku.
Dalam hal ini penting untuk diresensi agar pembaca lebih mudah membaca tanpa menggunakan bahasa yang sulit dipahami untuk di mengerti mahasiswa terutama mahasiswa baru, selain itu juga sangat bermanfaat juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan buku, selain itu dapat juga mengetahui isi buku secara singkat tapi sudah mencangkup semua isinya.
Sejarah awal dalam pengawetan bahan pangan dilakukan sejak tahun 1950, pada saat itu beberapan negara terjadi urbanisasi besar-besaran menjadi penyebab penyia-nyiaan bahan pangan. Pada pengawetan memiliki fungsi dan manfaat yang besar bagi masyarakat pada jaman itu membuat masyarakat menggunakan cara tersebut dalam pengolahan pangan secara terus-menerus hinggah sekarang. Pada jaman modern ini masyarakat membuat cara pengawetan lebih modern dan efesien yang dapat mempersingkat proses pengolahan. Banyak cara-cara pengolahan tradisional dan modern, pengalengan adalah salah satu contoh pengolahan modern yang sekarang ini banyak digunakan di beberapa negara.
Dalam penggunaan bahan pengawet untuk pangan seharusnya tidak menimbulkan penipuan, tidak menurunkan nilai gizi, tidak menimbulkan keracunan dan yang terpenting harus mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Beberapa macam bahan pengawet alami yang digunakan sejak dulu dan masih dipakai sampai sekarang, seperti garam, asam dan gula. Pengawetan pangan selain menggunakan bahan alami juga menggunakan bahan aditif yang digunakan untuk memperbaiki makanan secara kimia dan peningkatan mutu pangan. Peranan zat aditif dalam pengawetan selain memperbaiki mutu pangan, juga digunakan untuk daerah tropis yang dimana suhu rendah dapat menyebabkan mikroba pada pangan tumbuh dengan cepat dari pada daerah yang beriklim dingin.
Bahan untuk pengawetan secara kimia menjadi dua macam yaitu:
·         Zat pengawet organik ini lebih banyak dipakai dari pada zat pengawetan anorganik karena bahan ini lebih mudah dibuat. Contoh zat pengawet organik adalah asam sorbat, asam propionat, antibiotika, antioksidan, asam asetat, epksida, dan asam benzoat .
·         Zat pengawet anorganik yang masih sering digunakan adalah sulfit, nitrat, dan nitrit.
Bahan pengawet yang dilarang untuk bahan pangan,contohnya pada zat pewarna yang menggunakan Rhodamin B, Menthanyl Yellow, Amaranth dan masih banyak lagi. Pada tempat di pasar atau bahkan tempat sekolah anak-anak bahan berbahaya tersebut kadang masih dipakai untuk menarik simpati pembeli dari pada menggunakan pewarna alami yang warnanya tidak mencolok seperti pewarna buatan. Adapun pemgawet makanan yang kadang masih dipakai oleh pedagang curang seperti penggunaan formalin dan borak melebihi batas penggunaan. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahan pengewatan tersebut sangat berbahaya bagi tubuh dapat menyebabkan kanker ataupun kematian. Pada zaman milenial ini pengawetan modern menggunakan teknik radiasi sudah mulai berkembang dan sudah digunakan oleh beberapa negara, pegolahan dengan suhu tinggi dan pengawetan dengan suhu rendah.
·                 Buku ini memberikan keterangan lengkap tentang bahan pengawet yang baik dan yang tidak beserta dampak. Dilengkapi dengan metode pengawetan yang benarMemberikan sejarah dari proses pengawetan.  Cover yang simpel tetapi kelihatan mewah. Buku ini menggunakan bahasa yang sulit dipahami oleh mahasiswa baru atau masyarakat awam. Tidak disertai gambar dalam memberikan contoh bahan pengawet.Materi ada yang diulang pada bab selanjutnya. Agak sulit dipahami. Harga buku terlalu mahal untuk mahasiswa khususnya.
Sasaran / segmen pembaca buku: dirujuk untuk mahasiswa jurusan perikanan, jurusan ilmu dan teknologi pangan, jurusan biologi, jurusan kimia, dll. Dirujuk juga pada dosen-dosen atau pada pembaca yg ingin mengenal lebih dalam tentang pengawetan.Buku ini sangat cocok bagi mahasiswa dan juga masyarakat yang ingin mengetahui dampak pengawetan pada masa modern ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar