1. Judul
: Dasar Pengawetan
2. Pengarang
: Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno
3. Penerbit: UB PRESS
4. Tahun
terbit: 2017
5. Cetakan: Pertama
6. Harga
Buku: 131.000
7. Jumlah
Halaman: 346
Buku
Dasar Pengawetan ini ditulis oleh Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno MS, lahir di
Mojokerto 5 Oktober 1959, tercatat sebagai dosen Fakultas Perikanan Universitas
Brawijaya (UB) Malang. Dikenal memiliki ‘segudang’ pengalaman di bidang
penelitian, menguji S2 dan S3 baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dan
organisasi HKTI. Menurut rektor, Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno MS sesuai
dengan surat keputusan yang telah dikeluarkan rektorat UBB,
mengemban jabatan Warek 2 selama dua tahun. Tercatat sejak 1 Juni
2018 hingga 31 Mei 2020.
Buku
tersebut merupakan buku yang diciptakan beliau yang ke 21 dengan judul “Dasar
Pengawetan”, buku ini sangat bermanfaat bagi pemula yang ingin lebih mengerti
tentang pengawetan yang baik. Dalam buku ini lumayan membosankan yang hanya
berisikan tulisan tanpa gambaran dan sangat tebal itu membuat pengguna
khususnya mahasisswa baru yang ingin mengenal tentang pengaweta. Maka dari itu
disini saya ingin meresensi buku tersebut dengan lebih singkat agar pembaca
lebih menikmati buku tersebut tanpa bosan. Saya cukup mengagumi buku tersebut
karena sangat membantu bagi mahasiswa yang membaca atau untuk orang lain yang
ingin mengetahui cara dasar-dasar pengawetan, hal terebut juga sangat membantu.
Hal
yang dapat membedakan antara resensi dan bukunya adalah bahasa dan tata cara
penulisan yang digunakan. Dalam buku digunakan tata cara keilmuan tertentu,
menggunakan rujukan atau acuan, dan bahasa resmi dan baku serta yang dipaparkan
selengkap-lengkapnya tanpa penggunaaan
gambaran. Sedangkan resensi tidak mengguakan rujukan atau acuan tertentu,
melainkan hanya memaparkan bagian-bagian yang menarik saja. Penyajiannya pun
tidak terlalu tunduk pada bahasa resmi atau baku.
Dalam
hal ini penting untuk diresensi agar pembaca lebih mudah membaca tanpa
menggunakan bahasa yang sulit dipahami untuk di mengerti mahasiswa terutama
mahasiswa baru, selain itu juga sangat bermanfaat juga untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan buku, selain itu dapat juga mengetahui isi buku secara
singkat tapi sudah mencangkup semua isinya.
Sejarah
awal dalam pengawetan bahan pangan dilakukan sejak tahun 1950, pada saat itu
beberapan negara terjadi urbanisasi besar-besaran menjadi penyebab
penyia-nyiaan bahan pangan. Pada pengawetan memiliki fungsi dan manfaat yang
besar bagi masyarakat pada jaman itu membuat masyarakat menggunakan cara
tersebut dalam pengolahan pangan secara terus-menerus hinggah sekarang. Pada
jaman modern ini masyarakat membuat cara pengawetan lebih modern dan efesien
yang dapat mempersingkat proses pengolahan. Banyak cara-cara pengolahan
tradisional dan modern, pengalengan adalah salah satu contoh pengolahan modern
yang sekarang ini banyak digunakan di beberapa negara.
Dalam
penggunaan bahan pengawet untuk pangan seharusnya tidak menimbulkan penipuan,
tidak menurunkan nilai gizi, tidak menimbulkan keracunan dan yang terpenting
harus mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Beberapa macam bahan
pengawet alami yang digunakan sejak dulu dan masih dipakai sampai sekarang,
seperti garam, asam dan gula. Pengawetan pangan selain menggunakan bahan alami
juga menggunakan bahan aditif yang digunakan untuk memperbaiki makanan secara
kimia dan peningkatan mutu pangan. Peranan zat aditif dalam pengawetan selain
memperbaiki mutu pangan, juga digunakan untuk daerah tropis yang dimana suhu
rendah dapat menyebabkan mikroba pada pangan tumbuh dengan cepat dari pada
daerah yang beriklim dingin.
Bahan untuk pengawetan
secara kimia menjadi dua macam yaitu:
·
Zat pengawet organik ini lebih banyak
dipakai dari pada zat pengawetan anorganik karena bahan ini lebih mudah dibuat.
Contoh zat pengawet organik adalah asam
sorbat, asam propionat, antibiotika, antioksidan, asam asetat, epksida, dan asam benzoat .
·
Zat pengawet anorganik yang masih sering
digunakan adalah sulfit, nitrat, dan nitrit.
Bahan
pengawet yang dilarang untuk bahan pangan,contohnya pada zat pewarna yang
menggunakan Rhodamin B, Menthanyl Yellow,
Amaranth dan masih banyak lagi. Pada tempat di pasar atau bahkan tempat sekolah
anak-anak bahan berbahaya tersebut kadang masih dipakai untuk menarik simpati
pembeli dari pada menggunakan pewarna alami yang warnanya tidak mencolok
seperti pewarna buatan. Adapun pemgawet makanan yang kadang masih dipakai oleh
pedagang curang seperti penggunaan formalin
dan borak melebihi batas penggunaan.
Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahan pengewatan tersebut sangat
berbahaya bagi tubuh dapat menyebabkan kanker ataupun kematian. Pada zaman
milenial ini pengawetan modern menggunakan teknik radiasi sudah mulai
berkembang dan sudah digunakan oleh beberapa negara, pegolahan dengan suhu
tinggi dan pengawetan dengan suhu rendah.
· Buku ini memberikan keterangan lengkap
tentang bahan pengawet yang baik dan yang tidak beserta dampak. Dilengkapi dengan metode pengawetan yang
benar. Memberikan sejarah dari proses
pengawetan. Cover yang simpel tetapi kelihatan
mewah. Buku ini menggunakan bahasa yang sulit
dipahami oleh mahasiswa baru atau masyarakat awam. Tidak disertai gambar dalam memberikan
contoh bahan pengawet.Materi ada yang diulang pada bab
selanjutnya. Agak sulit dipahami. Harga buku terlalu mahal untuk mahasiswa
khususnya.
Sasaran
/ segmen pembaca buku: dirujuk untuk mahasiswa jurusan perikanan, jurusan ilmu
dan teknologi pangan, jurusan biologi, jurusan kimia, dll. Dirujuk juga pada
dosen-dosen atau pada pembaca yg ingin mengenal lebih dalam tentang
pengawetan.Buku ini sangat cocok bagi mahasiswa dan juga masyarakat yang ingin
mengetahui dampak pengawetan pada masa modern ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar